“Jangan lupa Om kalau ke Lampung , pulangnya bawa oleh-oleh”, suara ponakan saya Fina dari ujung telepon.
Sebagai Om-Om ganteng gendut dan bertanggung jawab , perasaan saya agak tersindir. Maklumlah selama ini belum pernah pulang ke rumah membawa oleh-oleh pulang ke rumah. Alasannya sih sederhana, males repot apalagi kalau harus mambayar ekstra bagasi.
Rasanya lebih iklas menggendong ransel berat berisi kamera dan leptop dibandingkan menjinjing kotak berisi panganan oleh-oleh.
“Di Batam nggak ada apa-apa , apalagi oleh oleh ” , jawab saya sekenanya.
“Katanya kek pisang nya enak. Aku pernah baca di internet !”
” O gitu ya…” Pura-pura perhatian tapi aslinya sih mengabaikan. Badan sudah berat apalagi bawa oleh-oleh :(.
” Om . Kata Bunda bawalah oleh-oleh. Sejak pindah ke Batam Oom kan pulangnya hanya setahun sekali.”
Terdiam…
Oke baiklah atas nama rasa iba dan perasaan bersalah tak bisa tiap bulan pulang rumah. Sekotak besar kek pisang Villa saya jinjing ke rumah di lebaran tahun lalu.
Mamah dan ponakan di rumah sumringah menyambut saya pulang. “Duh bawa apa itu?”
“Oleh-oleh donk…” Bangga menunjukan kotak besar.
“Lalu oleh-oleh untuk aku mana?” Papah bertanya.
“Ini Pah…”
“Bukan … Oleh-oleh mantu… ”
Oke pertanyaan calon mantu, calon bojo, calon ipar dan calon bulek terlupakan sejenak. Mereka keasikan menikmati kek pisang Villa.
Dan lebaran-lebaran selanjutnya saya tetap mudik membawa sekotak besar kek rasa pisang. Tapi ternyata semua pertanyaan itu… Hanya terlupakan sejenak. :((
***
Itulah kisah awal saya berkenalan dengan kek pisang Villa . Kudapan ringan yang saya beli tak jauh dari kantor di Batam Center. Meski rasa nikmatnya memikat tapi tetap menyisakan pertanyaan .
Pulau Batam bukanlah penghasil pisang tapi panganan berbahan dasar pisang menjadi oleh-oleh khas kota ini. Awalnya saya mengira panganan ini merupakan hasil industri rumah tangga. Tapi menilik 10 outlet yang tersebar di seluruh kota Batam pastilah kek pisang Villa sudah diproduksi masal.
Akhir pekan lalu saya berkesempatan menyambangi pabrik Villa kek pisang yang jaraknya hanya 3,3 km dari kosan saya, tepatnya di Citra Buana Industrial Park III , Lot 38 Batam Center.
Tak sulit mencari bangunan bernuansa orange hijau di kawasan ini. Tanya saja kepada penjaga keamanan di komplek depan , ia akan memandu dengan penunjuk arah.
Menilik outlet cantik dan rapih dengan aneka panganan berjajar di rak dinding dan meja, hasrat belanja saya menggelora. Tapi sabar dulu Mak! Hari Raya Idul Fitri masih tahun depan dan mudik juga tidak tahun ini.
Saya datang ke sini untuk melihat langsung cara membuat kudapan paling leker di Batam. Tapi rasanya tak lengkap ya jika tak menilik sejarahnya kek pisang Villa.
Di belakang meja penerima tamu terdapat ruang besar yang belakangnya berdiri lemari besar dengan hiasa peralatan rumah tangga dan foto yang mengkisahkan perjalanan sejarah Villa kek pisang.
Villa cake pisang berawal dari industri rumahan yang dirintis oleh pasangan Selvia Nurlia dan Denny Delyandri pada tahun 2006. Nama villa terinspirasi dari nama perumahan Villa Muka Kuning , Batu Aji tempat mereka tinggal.
Dengan modal kompor dan oven hadiah pernikahan mereka memproduksi kek pisang yang merupakan resep warisan nenek Selvia Nurlia. Karena rasanya yang enak dan unik , pesanan pun bertambah banyak , Selvia Nurlia terinspirasi menjadikan villa kek pisang menjadi oleh-oleh khas Batam.
Karena jumlah pesanan semakin banyak , villa cake pisang tak dapat lagi diproduksi di rumah mereka yang berukuran 36 meter persegi . Sehingga mereka harus menyewa ruko dan pindah beberapa kali sehingga akhirnya memusatkan kegiatan produksi di Citra Buana Industrial Park III
Sedangkan untuk bahan baku utama, buah pisang didatangkan dari Medan. Nah terjawab sudah pertanyaan saya darimana bahan baku pisang untuk cake ini . Proses pembuatan villa kek pisang tidak akan saya ceritakan secara rinci di sini. Silakan menyimak video Jalan2Cuap2 edisi Villa Kek Pisang di akhir tulisan ini.
Momen yang tidak akan terlupakan adalah sesi pemotretan kue-kue cantik ini. Sebagai travel blogger yang hobi memasak , tak ada yang lebih nikmat membuat makanan terlihat cantik di foto, tenty saja sembari ngemil cantik.
Makanan ini tidak hanya cantik di foto tapi juga rasanya lezat. Soal pilihan rasa , kek pisang Villa jagoannya. Mulai dari kek pisang original, bluberry, black forest, choconut, pandan chesee, fantastic yoghurt naga, buah naga, dan banana bread ada di sini.
Tapi jangan salahkan saya kalau kamu tidak kebagian. Karena kek pisang dengan rasa tertentu cepat banget habisnya. Apalagi jelang akhir pekan seperti sekarang , banyak wisatawan dari negara tetangga memborong untuk buah tangan.
Selain dapur besar yang terdiri dari ruang mixing , baking dan finishing . Ada satu ruangan yang menyita perhatian saya, yaitu ruangan research & development. Beragam varian rasa kek pisang vila diuji coba dan dikembangkan di sini. Tujuannya untuk memberikan banyak pilihan dan konsumen puas dengan banyak pilihan rasa.
Setiap 3 bulan , setiap varian rasa diulas berdasarkan permintaan pasar. Jadi jangan heran ya kalau varian kek pisan Villa begitu dinamis. Tapi varian rasa yang banyak diminati konsumen akan tetap dipertahankan seperti kek pisang Villa rasa original.
Harga seloyang kek pisang vila cukup terjangkau mulai dari 45 sampai 60 ribu rupiah , semua tergantung dari varian rasa dan topping. Cukup terjangkau bukan. Dari segi packaging-nya juga menarik , seloyang kecil kek pisang Villa dapat diselipkan di ransel atau tas jinjing. Jadi nggk ada alasan untuk tidak membawa pulang oleh-oleh jika bertandang ke kota Batam.
Kek pisang villa juga bekerjasama dengan JNE untuk melayani pesanan luar kota. Konon banyak yang susah move on dengan rasanya. Sekali merasakan kek pisang vila dijamin ketagihan dan kalau kangen nggak usah jauh-jauh datang ke kota Batam.
Tapi maaf tidak semua kota di Indonesia yang dapat dilayani . Hanya kota yang terjangkau dengan layanan pengiriman JNE satu hari . Hal ini dilakukan agar kek pisang vila sampai di tangan konsumen tetap dalam kondisi baik.
Sumber : https://dananwahyu.com/2016/09/28/kek-pisang-villa-jinjingan-anak-rantau/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar